Friday, March 30, 2007

Wanita Bagi Pahlawan....

Di balik setiap pahlawan besar selalu ada seorang wanita agung. Begitu kata papatah Arab.Wanita agung itu biasanya satu dari dua, atau dua-duanya sekaligus; sang ibu dan atau sang istri.Pepatah itu merupakan hikmah psiko-sejarah yang menjelaskan sebagian dari latar belakang kebesaran seorang pahlawan. Bahwa karya-karya besar seorang pahlawan lahir ketika seluruh energi di dalam dirinya bersinergi dengan momentum di luar dirinya; tumpah ruah bagai banjir besar yang tidak terbendung. Dan tiba-tiba sebuah sosok telah hadir dalam ruang sejarah dengan tenang dan ajek.Apa yang dijelaskan oleh hikmah psiko-sejarah itu adalah sumber energi para pahlawan; wanita adalah salah satunya.

Wanita bagi banyak pahlawan adalah penyangga spiritual, sandaran emosional; dari sana mereka mendapatkan ketenangan dan gairah, kenyamanan dan keberanian, keamanan dan kekuatan.Laki-laki menumpahkan energinya di luar rumah, dan mengumpulkannya kembali dari dalam rumahnya.Kekuatan besar yang dimiliki para wanita yang mendampingi para pahlawan adalah kelembutan, kesetiaan, cinta dan kasih sayang. Kekuatan itu sering dilukiskan seperti dermaga tempat kita menambat kapal, atau pohon rindang tempat sang musafir berteduh.

Tapi kekuatan emosi itu sesungguhnya merupakan padang jiwa yang luas dan nyaman, tempat kita menumpahkan sisi kepolosan dan kekanakan kita, tempat kita bermain dengan lugu dan riang, saat kita melepaskan kelemahan-kelemahan kita dengan aman, saat kita merasa bukan siapa-siapa, saat kita menjadi bocah besar.Karena di tempat dan saat seperti itulah para pahlawan menyedot energi jiwa mereka.Itu sebabnya Umar bin Khattab mengatakan,"Jadilah engkau bocah didepan istrimu, tapi berubalah menjadi lelaki perkasa ketika keadaan memanggilmu".

Kekanakan dan keperkasaan, kepolosan dan kematangan, saat lemah dan saat berani, saat bermain dan saat berkarya, adalah ambivalensi-ambivalensi kejiwaan yang justru berguna menciptakan keseimbangan emosional dalam diri pahlawan."Saya selamanya ingin menjadi bocah besar polos," kata Sayyid Quthub. Para pahlawan selalu mengenang saat-saat indah ketika ia berada dalam pangkuan ibunya, dan selamanya ingin begitu dalam pangkuan istrinya.Siapakah yang pertama kali ditemuai Rasulullah setelah menerima wahyu dan merakan ketakutan yang luar biasa? Khadijah! Maka ketika beliau mengatakan;" Dan siapakah wanita yang sanggup menggantikan peran Khadijah?"Itulah keajaiban dari kesederhanaan.Kesederhanaan yang sebenarnya adalah keagungan; kelembutan, kesetiaan, cinta dan kasih sayang. Itulah keajaiban wanita.

No comments: